ANALISIS
KOMPARATIF KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH KONVERSI KE IFRS
TOPIK: AKUNTANSI
KOMPARATIF: EROPA dan AMERIKA
1. Latar Belakang
Seiring dengan
berkembangnya zaman pada era globalisasi terutama dalam persaingan industri
bisnis dan ekonomi, menuntut setiap perusahaan untuk menunjukkan kinerja yang
terbaik dari setiap usaha yang dijalankan. Hal ini menyebabkan kegiatan
perusahaan menjadi semakin kompleks, terutama perusahaan-perusahaan yang sudah go public. Perusahaan go public diwajibkan untuk mampu
menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan,
mengingat bahwa informasi yang diberikan akan memberikan dampak bagi pengguna
terutama investor dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan
catatan mengenai informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja suatu perusahaan. Menurut
PSAK No. 1, laporan keuangan yang lengkap terdiri dari laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas,
catatan atas laporan keuangan, dan laporan posisi keuangan pada awal periode.
Oleh karena itu, dalam penyusunan laporan terdapat suatu satndar yang mengatur
agar laporan keuangan yang dibuat dapat relevan, handal, dapat dimengerti dan
dapat diperbandingkan. Standar akuntansi berisi tentang aturan-aturan dalam
pengakuan, pengukuran, pengungkapan dan penyajian suatu pos dalam laporan
keuangan. Standar akuntansi yang berkualitas akan memberikan pengaruh kepada
kualitas pelaporan yang dihasilkan.
Standar akuntansi berbasis internasional
sangat diperlukan seiring dengan perkembangan munculnya bisnis pada perusahaan
multinasional. Pada saat ini dunia bisnis dapat dikatakan hampir tanpa batas
Negara, dimana sumber daya produksi misalnya kas yang merupakan alat tukar
paling likuid yang dimiliki oleh seorang investor di suatu negaraa tertentu
dapat dipindahkan dengan mudah dan cepat dari satu negara ke negara lain,
misalnya melalui mekanisme perdagangan di bursa efek. Dengan kemajuan dan
kecanggihan teknologi informasi pasar modal jutaan atau bahkan miliaran
investasi dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar modal di seluruh penjuru
dunia. Pergerakan ini tidak dapat dihalangi oleh teritori negara. Perkembangan
yang mengglobal seperti inilah dengan sendirinya menuntu adanya satu standar
akuntansi yang dibutuhkan secara seragam baik oleh pasar modal atau perusahaan.
International Financial Reporting Standards (IFRS)
adalah suatu standar internasional dalam pelaporan keuangan yang disusun
sebagai solusi dalam masalah perbedaan standar-standar local di berbagai negara.
IFRS diterbitkan oleh International
Accounting Standards Board (IASB). Tujuan dari IFRS adalah untuk mampu
membandingkan laporan keuangan serta mampu menambah informasi yang lebih
berkualitas di dunia internasional, arus modal secara global dapat dikurangi
serta mengurangi pula perbedaan ketentuan dalam pelaporan keuangan, selain itu
IFRS juga mampu membantu perusahaan multinasional dalam mengurangi biaya
pelaporan dan biaya analisis serta kualitas pelaporan dapat ditingkatkan. Pada
tanggal 1 Januari 2012, IAI sudah menetapkan untuk melakukan adopsi penuh IFRS
pada perusahaan-perusahaan go public
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sebelumnya, Indonesia menganut standar
akuntansi yang diadopsi dari US GAAP dan sebagian dibuat sendiri oleh IAI.
Salah satu perusahaan yang telah go
public dan menerapkan IFRS adalah PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Dalam penulisan ini yang menjadi
topic utama dalah kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan suatu usaha
yang dilakukan untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi perusahaan yang
telah dilakukan pada waktu tertentu. Salah satu kinerja perusahaan adalah
kinerja keuangan yang merupakan alat untuk mengukur kesehatan perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan dapat diukur melalu rasio keuangan seperti
likuiditas, profitabilitas maupun solvabilitas.
2. Metode Penulisan
Penulisan
ini merupakan penulisan yang bersifat komparatif yang membandingkan kinerja
perusahaan sebagai variabel terikat (Y) dan konvensi ke IFRS sebagai variabel
bebas (X). Objek penulisan ini adalah PT. Bank Negara Indonesia Tbk. Data yang
digunakan yaitu informasi pada laporan keuangan dengan mengakses situs resmi
Bursa Efek Indonesia. Objek penulisan sebelum konversi ke IFRS adalah laporan
keuangan PT. Bank Negara Indonesia tahun 2008-2010 sedangkan periode setelah
konversi ke IFRS tahun 2011-2013.
Untuk mengetahui persentase
nilai-nilai rasio keuangan dapat menggunakan acuan sesuai dengan standar
ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dengan memilih beberapa rasio
yang dipengaruhi oleh penerapan IFRS antara lain:
·
Rasio Likuiditas
Loan to Asset Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam
memenuhi permintaan debitur
dibandingkan dengan asset bank yang dimiliki. Tingkat likuiditas rendah apabila nilai dari rasio ini tinggi.
Loan to Asset Ratio= Total Loan X 100%
Total
Assets
·
Rasio Profitabilitas
Return On Asset
Rasio ini merupakan rasio yang membandingkan laba dengan
total asset yang dimiliki oleh
bank. Penggunaan asset yang baik serta tingkat keuntungan yang tinggi ditunjukkan oleh nilai ROA yang besar.
Return
On Asset= EBIT X 100%
Total Assets
·
Rasio Solvabilitas
Debt to Asset Ratio
Rasio ini merupakan rasio yang membandingkan total hutang
dengan total asset. Rasio ini
menunjukkan kemmapuan bank dalam menutupi hutang-hutangnya dengan asset yang dimiliki. Rasio
ini menunjukkan perbandingan antara kewajiban
dengan asset yang dimiliki.
Debt to
Asset Ratio= Total Hutang X 100%
Total
Assets
3.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1.
Hasil Analisis Rasio Likuiditas
PT. Bank Negara Indonesia Tbk
Tahun
|
Loan to Asset Ratio (LAR)
|
Peningkatan/Penurunan
|
|
2008
|
0.5551
|
|
|
2009
|
0.5008
|
Penurunan
|
|
2010
|
0.5206
|
Peningkatan
|
|
2011
|
0.5233
|
|
|
2012
|
0.5816
|
Peningkatan
|
|
2013
|
0.6304
|
Peningkatan
|
|
Sumber olahan data
penulis 2015
Berdasarkan
Tabel 1 Loan to Asset Ratio PT. Bank
Negara Indonesia Tbk mengalami penurunan pada tahun 2008 ke 2009 sebesar 5.43% sedangkan
untuk tahun 2009 sampai 2010 mengalami peningkatan sebesar 1.98%, namun untuk
tahun selanjutnya yaitu tahun 2010 sampai 2013
selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan rata-rata 3.57%. Hal
ini menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun, PT Bank Negara Indonesia selalu
memperbesar usaha kreditnya. IFRS merupakan standar yang berbasis true and fair value. Hal ini memiliki
dampak terhadap nilai asset dari PT Bank Negara Indonesia Tbk, sehingga setiap
asset yang dimiliki oleh PT Bank Negara Indonesia akan dinilai berdasarkan true and fair value. Loan to Asset Ratio merupakan rasio yang
mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan para debitur dengan jumlah
asset yang dimiliki. LAR ini berkaitan dengan salah satu hal pokok yang diatur
dalam standar akuntansi yaitu pengukuran dan penilaian. Penilaian terhadap
assets yang dimiliki akan mengalami perubahan setiap tahunnya
Tabel 2.
Hasil Analisis Rasio Profitabilitas
PT. Bank Negara Indonesia Tbk
Tahun
|
Return On Asset (ROA)
|
Peningkatan/Penurunan
|
|
2008
|
0.0096
|
|
|
2009
|
0.0151
|
Peningkatan
|
|
2010
|
0.0221
|
Peningkatan
|
|
2011
|
0.0249
|
|
|
2012
|
0.0267
|
Peningkatan
|
|
2013
|
0.0292
|
Peningkatan
|
|
Sumber olahan data
penulis 2015
Berdasarkan Tabel 2 Return
On Asset PT. Bank Negara Indonesia
Tbk mengalami peningkatan setiap tahunnya. Rata-rata peningkatan Return On Asset pada tahun 2008 sampai
2010 yaitu sebesar 0,42% sedangkan pada tahun 2011 sampai 2013 Return On Asset PT. Bank Negara
Indonesia Tbk juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Rata-rata peningkatan
Return On Asset pada tahun 2010 sampai 2013 yaitu sebesar
0.68%. Setiap peningkatan yang terjadi menunjukkan bahwa PT Bank Negara
Indonesia Tbk telah mampu menunjukkan efektivitas dalam menghasilkan laba
berdasarkan asset yang dimiliki oleh PT Bank Negara Indonesia setelah konversi
IFRS dinilai dengan basis fair value.
Hal ini menyebabkan asset PT Bank Negara Indonesia akan mengalami perubahan
karena dihitung berdasarkan nilai sekarang.
Tabel 3.
Hasil Analisis Rasio Solvabilitas
PT. Bank Negara Indonesia Tbk
Tahun
|
Debt to Asset Ratio (DAR)
|
Peningkatan/Penurunan
|
|
2008
|
0.9234
|
|
|
2009
|
0.9143
|
Penurunan
|
|
2010
|
0.8666
|
Penurunan
|
|
2011
|
0.8735
|
|
|
2012
|
0.8694
|
Penurunan
|
|
2013
|
0.8767
|
Peningkatan
|
|
Sumber olahan data
penulis 2015
Berdasarkan Tabel
3 Debt to Asset Ratio PT. Bank Negara Indonesia Tbk
mengalami penurunan pada tahun 2008 sampai 2010 dengan rata-rata sebesar 1,9%
sedangkan pada tahun 2011 ke 2012 mengalami penurunan sebesar 0.41%, tahun 2012
ke 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,73%. DAR merupakan rasio yang
membandingkan total hutang dengan total asset yang dimiliki PT Bank Negara
Indonesia Tbk. Penerapan fair value pada
IFRS berdampak pada nilai asset yang dimiliki. Hal ini disebabkan oleh
penilaian asset yang menggunakan basis fair
value berdampak pada peningkatan nilai asset yang dimiliki, sehingga akan
menyebabkan nilai dari DAR menurun.
Tabel 4.
Hasil Analisis Komparatif
Rasio-Rasio Keuangan
PT. Bank Negara Indonesia Tbk
Tahun
|
Loan to Assets Ratio
|
Return On Asset Ratio
|
Debt to Assets Ratio
|
2008
|
0.5551
|
0.0096
|
0.9234
|
2009
|
0.5508
|
0.0151
|
0.9143
|
2010
|
0.5206
|
0.0221
|
0.8666
|
2011
|
0.5233
|
0.0249
|
0.8735
|
2012
|
0.5816
|
0.0267
|
0.8694
|
2013
|
0.6304
|
0.0292
|
0.8767
|
Sumber
olahan data penulis 2015
Berdasarkan hasil perhitungan dan
hasil komparasi rasio keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk antara periode
sebelum konversi IFRS (2008-2010) dengan periode setelah konversi IFRS
(2011-2013) memiliki perbandingan dinilai dengan perhitungan rasio-rasio
keuangan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal pokok yang diatur atau
disebabkan oleh penerapan konversi IFRS yaitu:
a. Penilaian
dan pengukuran asset
b. Pengakuan
biaya research and development
4. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil perhitungan maupun hasil komparasi rasio keuangan PT Bank Negara
Indonesia Tbk sebelum konversi IFRS dengan periode setelah konversi IFRS
diperoleh simpulan sebagai berikut: Terdapat perbedaan kinerja pada PT Bank
Negara Indonesia Tbk yang dinilai dari Loan to Asset Ratio, Return on Asset serta Debt to
Asset Ratio antara periode sebelum konversi IFRS dengan periode setelah
konversi IFRS. Perbedaan kinerja antara periode sebelum konversi IFRS dengan
periode setelah konversi IFRS disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: penerapan
prinsip penilaian asset yang menggunakan basis fair value atau nilai wajar untuk periode setelah konversi IFRS,
metode pengakuan biaya research an
development yang tidak dikapitalisasi.
Daftar
Pustaka
1. Imam
Annisarah. 2013. Analisis Survei
Penerapan SAK IFRS untuk PSAK NO 1 dan PSAK NO 2.
2. Handayani,
Yusvika Pitri. 2014. Analisis Perbedaan
Manajemen Laba Sebelum dan Sesudah Penerapan Standar Akuntansi Keuangan
(Konvergensi IFRS).
3. Melinda.
2014. Pengaruh Penerapan SAK (Konvergensi
IFRS) Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan.
4. Nuariyanti,
Ni Kadek Intan dan Ni Made Adi Erawati. 2014. Analisis Komparatif Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Konversi ke
IFRS. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, ISSN: 2302-8556.
5. Muchlis,
Saiful. 2011. Harmonisasi Standar
Akuntansi Internasional dan Dampak Penerapan Dari Adopsi Penuh IFRS Terhadap
PSAK. Volume 1 Nomor 2 Tahun 2011.
6. Claudya,
Ursula dan Pratiwi Budiharta. Analisis
Perbedaan Kualitas Akuntansi Sebelum dan Sesudah Konvergensi IFRS.
7. Aristiya,
Maria Maya dan Pratiwi Budiharta. Analisis
Perbedaan Tingkat Konservatisme Akuntansi Laporan Keuangan Sebelum dan Sesudah
Konvergensi IFRS.
8. Sianipar,
Glory A.E.M. 2013. Analisis Komparasi
Kualitas Informasi Akuntansi Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Penuh IFRS di
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar