Selasa, 28 April 2015

TRANSLASI MATA UANG ASING



Perubahan Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika

Topik: Translasi Mata Uang Asing

Pembahasan
           
            Nilai tukar mata uang atau kurs merupakan salah satu variabel ekonomi makro yang sangat penting, karena pergerakan nilai kurs dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi. Nilai tukar mata uang atau kurs merupakan salah satu cara bagi suatu negara untuk bisa bertransaksi dengan dunia luar karena dengan menggunakan kurs, transaksi dengan luar negeri dapat berjalan dengan baik. Namun ada kendala dalam kurs ini, bahwa tidak setiap nilai mata uang setiap Negara adalah sama. Nilai mata uang ini dapat dipengaruhi oleh banyaknya permintaan dan penawaran uang yang terjadi di pasar uang.
            Menurut Levi (1996:129) perbedaan nilai tukar mata uang suatu Negara (kurs) pada prinsipnya ditentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran mata uang tersebut. Kurs merupakan salah satu harga yang lebih penting dalam perekonomian terbuka, karena ditentukan oleh adanya keseimbangan antara permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar, mengingat pengaruhnya yang besar bagi neraca transaksi berjalan maupun bagi variabel-variabel makro lainnya. Menurut Sukirno (2006:362) fluktuasi kurs memiliki dampak pada nilai perusahaan karena dapat berpengaruh pada jumlah arus masuk kas yang diterima dari kegiatan ekspor perusahaan atau dari anak perusahaan, yang mempengaruhi jumlah arus keluar kas yang digunakan untuk membayar impor. Kurs nilai tukar suatu mata uang mengukur nilai satu satuan mata uang terhadap mata uang lain, jika terdapat perubahan pada kondisi ekonomi maka kurs mata uang dapat berubah cukup besar. Kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara. Pertumbuhan nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki kondisi ekonomi yang relatif  baik atau stabil.
            Penguatan nilai tukar mata uang tidak selalu memiliki dampak yang positif terhadap perusahaan, sama seperti pelemahan nilai tukar yang beum tentu berdampak negatif pada perushaan, sebab fluktuasi nilai tukar mata uang akan menyebabkan terjadinya eksposur ekonomi dalam perdagangan bebas. Menurut Madura (2006:143) eksposur ekonomi adalah tingkat dimana nilai sekarang arus kas perusahaan dipengaruhi fluktuasi kurs, transaksi bisnis internasional yang memerlukan konversi mata uang mencerminkan eksposur transaksi. Eksposur transaksi terjadi saat perkiraan transaksi kas masa depan suatu perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs.
            Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang dengan perkenomian terbuka kecil, memungkinkan penduduknya untuk memiliki akses secara penuh dalam perekonomian dunia. Perekonomian terbuka  yang dilakukan suatu Negara tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor. Indonesia sebagai Negara dengan perekonomian terbuka kecil telah mengalami beberapa penggantian sistem kurs. Semenjak Agustus 1997 Indonesia merupakan sistem kurs mengembang bebas dimana posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (USD) ditentukan oleh mekanisme pasar. Pergerakan nilai tukar mata uang Rupiah (IDR) terhadap Dollar Amerika (USD) semenjak pemberlakuan sistem kurs mengambang bebas kurs mengalami keterpurukan akibat krisis moneter yang mengakibatkan jatuhnya nilai mata uang domestik secara tajam.


            Pada gambar 1 terlihat bahwa nilai tukar Rupiah (IDR) terhadap Dollar Amerika (USD) dari tahun 1998-2012 mengalami fluktuasi. Nilai tukar Rpiah (IDR) semenjak diberlakukannya sistem kurs mengambang bebas terus mengalami depresiasi hingga mencapai nilai terendahnya pada bulan Juni 1998 yaitu sebesar Rp 14.900 per Dollar Amerika (USD). Hal ini disebabkan pengaruh krisis moneter yang terjadi padatahun 1997. Rupiah (IDR) mulai menguat sejak Januari 1999 seperti yang ditunjukkan oleh turunnya pertumbuhan nilai tukar Rupiah (IDR). Pada tahun 2004 nilai tukar upiah terhadap USD yaitu Rp 9.311 /USD. Pada tahun 2005, akibat dari melambungnya harga minyak dunia yang menembus level US$70/barrel memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap meningkatnya permintaan valuta asing. Kondisi ini menyebabkan nilai tukar rupiah melemah terhadap US$ dan berada kisaran Rp 9.200 sampai Rp 10.200 per US$. Pada tahun selanjutnya 2006 rupiah mengalami depresiasi yaitu Rp 9.447/USD, dan pada tahun 2007 rupiah mengalami depresiasi yang cukup besar yaitu menjadi Rp 11.005/USD. Meskipun pada tahun 2007 nilai tukar rupiah terhadap USD cukup besar namun karena perekonomian yang berangsur membaik mampu menguatkan kembali nilai tukar, yaitu sebesar Rp 9.446/USD, dan pada tahun-tahun selanjutnya hingga tahun 2012 nilai tukar rupiah terhadap USD cenderung stabil yaitu dikisarkan Rp 9.084/USD hingga Rp 9.664/USD.
            Pergerakan nilai tukar yang fluktuatif ini mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memegang uang seperti tingkat suku bunga dan inflasi. Kondisi ini di dukung oleh laju inflasi yang meningkat tajam dan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional. Suku bunga, inflasi dan nilai tukar sangat berhubungan erat. Dengan merubah tingkat suku bunga, bank sentral suatu Negara bisa mempengaruhi inflasi dan nilai tukar mata uang. Suku bunga yang lebih tinggi akan menyebabkan permintaan uang negara meningkat. Namun, jika bank sentral menurunkan suku bunga maka akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.

Perkembangan Sistem Nilai Tukar di Indonesia
            Dalam sejarah perekonomian Indonesia sistem nilai tukar Indonesia intinya dikelompokkan menjadi empat bagian. Sistem nilai tukar yang berlaku di Indonesia pada saat ini yaitu:
1.      Sistem Nilai Tukar Bertingkat
            Sistem ini dimulai sejak Oktober 1996 hingga Juli 1971. Penggunaan sistem ini dilakukan dalam rangka menghadapi fluktuasi nilai rupiah serta untuk mempertahankan daya saing yang hilang karena adanya inflasi dua digit selama periode tersebut.
2.      Sistem Nilai Tukar Tetap
            Sistem yang berlaku mulai Agustus 1971 hingga Oktober 1978 ini mengaitkan secara langsung nilai tukar rupiah dengan  Dollar Amerika yaitu tarif US$ = Rp 415.00 . Pemberlakuan sistem ini dilandasi oleh kuatnya posisi neraca pembayaran pada kurun waktu 1971-1978. Neraca pembayaran tersebut kuat karena sektor migas mempunyai peranan yang besar dalam penerimaan devisa ekspor yang di dukung oleh peningkatan harga minya mentah.
3.      Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali
            Sistem ini berlaku sejak November 1978 sampai Agustus 1997. Pada masa ini nilai rupiah tidak lagi semata-mata dikaitkan dengan Dollar Amerika Serikat, akan tetapi terhadap sekeranjang mata uang asing. Pada periode ini telah terjadi tiga kali devaluasi yaitu pada bulan November 1978, Maret 1983, dan September 1986. Setelah devaluasi tahun 1986, nilai normal rupiah diperbolehkan terdepresiasi sebesar 3-5% per taun untuk mempertahankan nilai tukar riil yang lebih baik. Pada sistem ini, nilai tukar dibagi dalam tiga periode yaitu:
a)      Managed Floating II (1987-1992)
b)      Managed Floating dengan Crawling Band Sistem (September 1992-Agustus 1997)
c)      Sistem Mengambang Bebas (Free Floating Exchange Rate System)

Keuntungan/Kerugian Pertukaran
                                                                                                      


 
Keuntungan/Kerugian Transaski                                                    Keuntungan/Kerugian Translasi                                








 
Tanggal                       Tanggal                Tanggal           Tanggal                                       Tanggal
Transaksi         Laporan Keuangan         Penyelesaian   Laporan Keuangan        Laporan Keuangan
                                                                                          Awal                                 Berikutnya                                
                                                                               
            Transaksi yang Belum Diselesaikan
                                                                                                                 

                        Transaksi Yang Telah Diselesaikan

Gambar 4.2 Tipe-Tipe Penyesuaian Pertukaran

            Kurs yang berfluktuasi mengakibatkan munculnya dua isu utama dalam are akuntansi translasi valuta asing:
1.      Kurs mana yang seharusnya digunakan untuk mentranslasikan saldo valuta asing ke dalam valuta domestik?
2.      Bagaimana seharusnya keuntungan dan kerugian translasi diperlakukan?

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Mata Uang
            Kurs keseimbangan nilai tukar akan berubah sepanjang waktu karena perubahan kurva permintaan dan penawaran, berikut adalah faktor-faktornya:
1.      Tingkat Inflasi Relatif
            Salah satu faktor yang menyebabkan fluktuasi nilai tukar mata uang adalah tingkat inflasi relative. Tignkat inflasi relatif adalah menurunnya suatu nilai mata uang. Perubahan pada tingkat inflasi relatif dapat mempengaruhi aktifitas perdagangan internasional yang akan mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu mata uang dan karenanya mempengaruhi kurs nilai tukar.
2.      Suku Bunga Relatif
            Perubahan pada suku bunga relatif mempengaruhi investasi pada sekuritas asing yang akan mepengaruhi kurs nilai tukar. Selama periode tahun 1999-2000, suku bunga Eropa relatif rendah dibandingkan dengan suku bunga AS. Perbedaan suku bunga ini membuat investor Eropa terdorong untuk menginvestasikan uangnya pada sekuritas dalam Dollar. Aktivitas ini menghasilkan sejumlah penawaran atas Euro pada pasar mata aung asing dan memberikan tekanan yang menurunkan nilai Euro.
3.      Tingkat Pengendalian Relatif
            Faktor ketiga yang mempengaruhi kurs mata uang adalah tingkat pendapatan relatif. Karena pendapatan mempengaruhi jumlah permintaan barang impor, maka pendapataan akan mempengaruhi kurs mata uang. Perubahan tingkat pendapatan juga akan mempengaruhi kurs nilai tukar secara tidak langsung melalui dampaknya pada suku bunga.
4.      Pengendalian Pemerintah
            Pemerintah negara asing dapat mempengaruhi kurs nilai tukar dengan berbagai cara yaitu:
a)      Mengenakan batasan atas perdagangan barang
b)      Mengenakan batasan atas perdagangan asing
c)      Mencampuri pasar mata uang asing dengan membeli atau menjual mata uang
d)     Mempengaruhi variabel makro seperti inflasi, suku bunga, dan tingkat pendapatan.
5.      Prediksi Pasar
            Faktor selanjutnya adalah prediksi pasar mengenai kurs mata uang di masa depan, seperti pasar keuangan lain, pasar mata uamg asing juga bereaksi terhadap berita yang memiliki dampak di masa depan. Berita adanya kemungkinan kenaikan inflasi AS menyebabkan pedagang mata uang menjual Dollar sebagai antisipasi penurunan Dollar di masa depan. Tindakan ini dengan seketika memberikan tekanan yang menurunkan nilai Dollar.



















Daftar Pustaka

1.       Lestari, Etty Puji. 2008. Dampak Ketidakstabilan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Permintaan Uang M2 di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9, No. 2, Desember 2008, hal. 121-136 .
2.      Triyono. 2008. Analisis Perubahan Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika. 2008. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9, No. 2, Desember 2008, hal. 156-167 .
3.      Morasa, Jenny dan Andre Kevin Roring. 2-14. Analisis Penerapan PSAK NO,10 Tahun 2012 Terhadap Laporan Keuangan PT. Bank Central Asia (BCA) Tbk. ISSN 2303-1174. Jurnal EMBA Vol.2 No.4 Desember 2014, Hal. 343-353 .
4.       Mukhlis, Imam. 2011. Analisis Volatilitas Nilai Tukar Mata Uang Rupiah Terhadap Dollar.Jurnal of Indonesia Applied Economics. Vol 5 No.2 Oktober 2011, 172-182 .
5.      Yeniwati . Analisis Perubahan Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika.
6.      Saifi, Muhammad, Dio Putra Perdana dan Fransisca Yaningwati. 2014. Pengaruh Pelemahan Nilai Tukar Mata Uang Lokal (IDR) Terhadap Nilai Ekspor. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 17 No. 2 Desember 2014.
7.      Bangun , Primsa. 2005. Mengukur dan Mengantisipasi Translasi Laporan Keuangan Mata Uang Asing. Jurnal Akuntansi Vol. 5 No. 1 Januari 2005,  47-48.
8.      Prawoto, Hudi dan Amos Amoroso Avonti. 2004, Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/US$ dan Tingkat Suku Bunga BI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. III No. 5 September 2014.
9.      Anwary, Ahmad Amiruddin. 2011. Prediksi Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika Menggunakan Metode Fuzzy Time Series.
10.  Agustin, Grisvia. 2009. Analisis Paritas Daya Beli Pada Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika Serikat Periode September 1997-Desember 2007 dengan Menggunakan Metode Error Corection Model.

1 komentar: